Kadang saya kurang setuju dengan kata-kata "perasaanku mengalir begitu
saja". Lantas, ketika berada pada situasi atau orang yang salah apakah
kita tetap dibenarkan untuk mengikuti alur dan ayunan perasaan kita?
Ketika hal ini telah menyangkut banyak orang yang harus dijaga
hatinya,menurutku perasaan seketika menjadi fleksibel. Banyak yang harus
dipertimbangkan. Bukankah perasaan itu ada di otak manusia itu
sendiri? Perasaan bisa "dihentikan" atau "diteruskan" dan itu diatur oleh
otaknya masing-masing, harusnya. . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar